mewadahi yang tak terwadahi
mengungkap yang belum terungkap
menyusuri lorong-lorong yang jarang dilewati

Saturday, December 31, 2011

tahun yang baru

setahun telah berlalu
amarah yang tertahan atau yang meledak bagai mesiu yang meledak
rindu yang tertahan atau tertumpah
cinta yang menemui rumahnya
atau cinta yang masih mengembara
asa yang menemui realisasinya
atau asa yang masih dalam agenda
gelisah yang diajak bicara
atau gelisah yang masih dalam resah
takut yang masih berkuasa
atau yang sudah kehilangan gigi taringnya
angan yang seolah nyata walau ternyata hanya bayangan maya
tangis tertahan atau tangis yang mengalir deras
semua telah kulalui di tahun 2011

segala peristiwa pahit getir manis asin dan tawar
menjadi hidupku penuh warna gairah dan geliat
kan kujelang tahun yang baru 2012
dengan keriangan dan gembira manusia pengembara

walau jalan yang kuputuskan belumlah pasti kan membawaku ke mana
namun kumantap langkahkan kakiku
menyusuri kegelapan hutan, basahnya danau, geloranya lautan, dan pongahnya gunung
karena kuyakin aku pergi bersama-Nya

...

Terlempar di dunia keseharianku
Apakah itu
Siapakah itu
Makhluk apa itu
Mmm awalnya aku penasaran
Dan mulailah kulakukan penelusuran
Kulihat-lihat
Kubalik-balik
Kusentuh-sentuh
Mmm


Ohhh makhluk itu pergi
Dan aku menjadi bingung
Kenapa ia pergi???


Eh esoknya ia kembali
Dan aku tersenyum lagi
Karena di benakku telah tercipta imagi yang menari
Kita akan bermain lagi


Ach... ternyata hanya sekejap saja
Dan ia pergi lagi
Aku merajuk, aku sedih dan ngambek
Kukatakan pada diriku
Aku tak mau lagi mengharapkanmu datang lagi
Ingin kubuang kamu selamanya


Tapi kau datang dan datang lagi
Terutama di saat-saat sedih bingungku
Saat-saat kering kerontangku
Kau datang bukan sekedar memberi senyuman
Namun kau beri aku setetes embun pengharapan
Dan juga air kesegaran dan makanan jiwa
Kau membuatku kembali tersenyum dan berlari


Lalu kau menghilang lagi


Aku ingin kau tak pergi lagi
Aku ingin kita bermain
Tertawa
Berjalan menyusuri danau, hutan, gunung dan lautan
Dan pergi ke desa
Dan membuat cerita

Sunday, December 25, 2011

suara itu


Sore itu, hujan turun lumayan deras, sambil berlindung di bawah mantel biru, aku menyambangi rumah-Mu.

Akhirnya aku meluncur juga pergi ke rumah-Mu.... setelah Engkau terus merengek memintaku untuk tetap datang...merayakan hari lahir-Mu.

Memasuki rumah baru-Mu yang megah itu mengingatkanku akan rumah-rumah megah-Mu di Eropa yang kuakrabi lewat kartupos atau lembaran majalah. Megah, indah, dengan lukisan realis di dinding atas dan sampingnya. Melukiskan kisah-Mu bersama para sahabat-Mu. Aku paling mengagumi lukisan burung merpati terbang tinggi yang tergambar di tengah-tengah dekat altar. Cantik dan anggun. Ada juga beberapa pahatan kayu keras tentang proses kisah sengsaramu dari taman Getsemani hingga Gunung Tengkorak....di sepanjang dindingnya...

Mmm, kunikmati dekorasi rumah yang baru dibangun empat tahun lamanya ini di Citraland, Surabaya Barat. Kumanjakan telingaku merasa-rasakan suara-suara indah paduan suara melantunkan lagu-lagu latin karya JA Korman... dengan sound system yang jernih. Ah... aku menikmati tiap momen itu...

Seperti biasa, aku menekuk lututku dan berdoa. Darasan kata-kata sesal permohonan ampun meluncur deras dan cepat dari lubuk hatiku. Begitu cepat. Bahkan terlalu cepat. Berjejalan menyeruak tumpang tindih... mmm agak aneh, pikirku. Dan setelah itu hanya hening.

Engkau hadir. Namun kali ini suara-Mu tampak tak sabar dan tenang mengelus kalbu. Melainkan Kau marah-marah padaku. Mengapa? Kok tumben? Ada sedikit rasa bingung ketika Kau memilih untuk menyapaku dengan demikian. Aku takjub Kau marah karena itu. Aku tak pernah menyangka bahwa Kau begitu care padaku. Aku terlupa bahwa tentu saja Engkau tahu segala kecenderungan hatiku, bahkan yang paling halus dan tipis sekalipun. mmm

Engkau memintaku untuk hanya satu yang kupilih. Walau aku takut. Takut akan segala hasil yang kan kulihat. Aku takut jika hanya kebuntuan, kesia-siaan, sakit hati, amarah dan ketakberdayaanlah yang kutemui. Aku tahu Kau memberiku alat untuk selalu berkomunikasi pada-Mu. Namun aku takut jika pesan-pesan yang Kau sampaikan hanya akan mengantarku pada segala hal yang kutakutkan itu. Aku takut Tuhan....

Engkau mendesakku terus dan terus. Akankah aku terus mengikuti pesan-pesan-Mu atau hanya ingin lari tunggang langgang. Engkau mendesakku. Engkau menantangku. Tak ada suara kebapakan yang tenang dan mengelus kalbu lagi. Dengan pelukan erat dari jubah putih-Mu yang hangat dan lembut. Yang ada sebuah suara tantangan: Apakah kamu mau mengikuti Aku? Pilihlah mana yang mau kau pilih. Aku kan membantumu. Pernahkan aku mengecewakanmu? Pernahkah aku membiarkanmu jatuh? Sendirian? Pernahkah Aku melemparmu dari ketinggian tanpa kuberikan hamparan matras yang menangkapmu lembut dan aman di bawah sana? Semuanya kujawab: TIidak pernah. Nah, apalagi yang kau takutkan? Aku tak kan pernah meninggalkanmu... Percayalah pada-Ku. Percayalah pada-Ku. Percayalah pada-Ku. Apakah kau percaya pada-Ku? Dengan suara halus kujawab: iya...

Kututup percakapanku dengan-Nya dengan terhenyak termangu membisu. MMm Ia bisa marah juga... baru kali ini kudengar suara marah-Nya... Maafkan aku Tuhan, jika aku takut. Maafkan aku jika aku sering tak mau bersandar pada-Mu dengan segala kekalahan dan ketakberdayaanku... Maafkan aku.

Di hari perayaan kelahiran-Mu, aku lahir kembali. Menjadi manusia lemah tak berdaya yang berharap dan merindu pada Bapa-Nya. Tuhan, gandeng aku, gendong aku, bawa aku menuju rumah-Mu. Maafkan aku jika aku nakal dan takut kembali ke rumah-Mu. Jadikan telingaku hanya mendengarkan Engkau saja, bukan yang lain.

Dan kuikuti perayaan Natal di Gereja dengan nama santo pelindung St. Yakobus itu. Menontoni pakaian-pakaian indah... mengagumi gua Natal, ikut bernyanyi dengan semangat dan puncaknya menyambut tubuh-Nya. Memohon Ia mau tinggal di hatiku, menuntunku setiap waktu.

My Trip to Surabaya

I am thankful for d blessing God gave to me. Starting from the ticket that I bought the day I went to Surabaya. Wow... I still got a ticket! Miracle.... Second, There was a bus attendant (kenek) whose appearance was not really nice and asked me many things...but I found out that he intended to help me by negotiating to the driver to drop me off in the bus station... mmm I realized the reason he insisted knowing my trip in detail :P... Third, The rain was not really hard enough, when I got off from the bus. Fourth, I was helped by two strangers to go down from the toll road to the street... which the path was quite slippery.....and when somebody talked to me nicely when I was waiting for my sister....mmm Thank you Lord for d surprises....:D

Saturday, 24 Dec 2011


Thursday, December 22, 2011

awal liburanku

kira-kira apa jalan cerita liburanku
karena awalnya sudah penuh kejutan
mmm

sedari mula begitu enggan rasanya
kutukarkan uangku dengan secarik tiket
padahal aku tahu ini hari libur

entah kenapa keputusan itu kuserahkan pada sang hati
dimana aku dibuat tertawa bingung dan bengong
mmm semoga endingnya boleh membuatku
bahagia dan senyum indah tak ada habisnya

kita lihat saja

protes si anak kecil

walau hanya sepotong waktu
walau hanya sebatas itu
namun mengapa aku begitu
terobsesi padamu

hanya tawa dan suaramu
hanya tanya dan ceritamu
membuatku menjadi ragu, penuh dan gelisah

aku heran kenapa hatiku tercondong padamu
mengapa benakku hanya berpikir tentangmu
aku selalu bingung
kenapa

seringkali dalam perang batin dan benak
kumenangkan batinku
karena saat ini ia begitu kuat
berteriak, merengek, meronta
meminta haknya untuk bersuara

dan ketika kau ada
aku merasa dapat mengendalikan dia
si anak kecil yang senang meronta
mmm apakah kita kan mengasuh anak kecil ini
bersama?
entah...

Pour: mon amie WN

sebuah tanda?

apa itu tanda
apa itu penanda
dan apa itu yang ditandai
ketika tanda tidak menandakan yang ditandai
ketika mata-mata tertipu oleh tanda-tanda
dan banyak orang sibuk dengan tanda-tanda
berharap tanda-tanda itu jadi penanda
tapi semua hanya bayangan
semua hanya ilusi
kamu sibuk mencari apa?
jangan-jangan sibuk membangun tanda-tanda
dan terlupa pada apa yang mau kau tandai

Monday, December 12, 2011

renungan di sepotong sore

menunggu
merasa-rasakan
mencecap segala yang melintas
menimbang-nimbang yang telah berlalu

berhadapan
dengan sebuah tanya
yang menggugah jiwa
apakah perlu dijalani?

kapan?
tidak tahu.
pastikah?
tidak pasti.
samakah?
tidak tahu.

lalu...
bagaimana?

mmm akan kulangkahkan kaki ini mengikuti hatiku
karena hatiku tak pernah salah
karena aku telah bahagia hingga titik ini
dan diselamatkan karena jalan ini

audicious decision

mmm
shoud I give time
give room
for any magical moments
or maybe despair?

it is an audicious decision*

that taunts me
to the question that come across in my mind
my heart and my soul

will I walk thru this path all my life?



* adapted from the term used in the book The Jesuit Way

Thursday, December 01, 2011

kejadian tadi malam


kamu datang dan datang lagi
datang tanpa diundang
kamu marah-marah lagi
marah semarah-marahnya
menggangguku
mengganggu kesenanganku
mengganggu hidupku

sudah kubilang kau pergi saja
tapi kau tetap mengekorku pergi ke mana saja
sampai kapan kau begini
pulanglah
dan jangan kembali lagi
pergilah
dan bertobatlah

bosan aku dengan teriakmu
bosan aku dengan geramanmu
cukup sudah
aku sudah tidak sabar
dan tak pernah sabar denganmu

stop

aku tidak mau denganmu!

sudah berapa kali kukatakan

dan kau pun masih bebal saja

semoga Tuhan mengampunimu...

mau sampai kapan begini?

bertobatlah sebelum terlambat

jangan kamu ke dia lagi

yang menyesatkanmu

tapi pergilah kepada-Nya yang kan memelukmu

dalam damai sejahteramu

biarkan cinta dan sukacita Tuhan

menaungimu


jangan ganggu aku lagi...

jadilah manusia yang baik

kamu anak Tuhan


untuk GISH yang sedang dalam kegelapan