mewadahi yang tak terwadahi
mengungkap yang belum terungkap
menyusuri lorong-lorong yang jarang dilewati

Saturday, October 27, 2007

Reaksi kimia


Hal besar berawal dari sebuah hal, ide kecil...
Tampak tak berarti
Namun, ketika ide-ide itu bertumbukan..
Bercabang-cabang
Terus dan terus...
Menjangkau ke segala arah dan memberikan pengaruhnya

Teruslah bertumbukan, ide
Teruslah bereaksi
Teruslah berpengaruh

Ritme baru

Mulai Senin tanggal 22 Oktober jalan-jalan sepanjang Kampung Ambon, Diponegoro, Pejompongan, Rawa Belong, dan berakhir di samping Citraland menjadi rute yang selalu kulewati . Kurang lebih satu setengah jam tujuanku bisa ditempuh dengan Vega Merahku.. Awalnya sedikit melelahkan. Tapi toh hanya beda beberapa kilometer dari 'tempatku mangkal' yang dahulu yaitu di Batusari.

Dan di minggu ketiga bulan kesepuluh ini aku memulai ritme baru...sambil menyelesaikan on going classes ku, aku ngantor dari pukul 9 pagi hingga 5 sore...
Sudah hampir setahun aku menjalani ritme yang acak, dan kini kumulai lagi ritme yang teratur...

Semoga ritme kerja yang teratur tak membuatku tertidur tapi jadi lentur dalam berbaur, melebur dan membuatku subur dalam seni bertutur dalam tulis-menulis... Masih banyak mimpi-mimpi yang menunggu untuk diungkapkan, diupayakan dan menjadi ada...

Saturday, October 06, 2007

Weekendku


Weekend kemarin aku ke TIM. Ada launching buku Hersri Setiawan, judulnya Inilah Pamflet Itu. Acaranya nonton film dokumenter, pembacaan puisi, dengerin musik perkusi jimbe n ditutup hip hop...Wah seneng dech.. seolah jiwa ini dibebaskan sejenak menikmati kebebasannya. Ach, memang bener ya seni itu memanusiakan manusia....

Malam itu jadi malam panjang buatku...What a good day!
Dari situ, aku n temen-teman menghangatkan diri dengan semangkok soto Madura panas dekat Terminal Bis Kampung Melayu. Segerr. Slurrrpp... Obrolan ringan pun menemani dinginnya malam itu. Seperti biasanya, obrolan dimulai ringan.

Perjalananku pun dilanjutkan. Dua motorpun mulai menggelinding pun menuju daerah Cibubur tepatnya dekat Tamini Square dan menginap di situ..di sebuah rumah unik milik seniman. Rumahnya seperti ranch di film-film koboi dengan padang rumput yang luas dan studio seni. Tampak patung-patung setinggi satu setengah kali orang dewasa dan beberapa patung kecil.
Dan di terasnya, ada beberapa set kursi dan meja kuno. Nyaman sekali untuk ngobrol-ngobrol.

Seperti tidak berada di Jakarta saja...

Aku sangat nyaman di situ. Ach.. ingin juga punya rumah dengan taman berumput yang terhampar luas. Tempat anak-anak berlarian dan tertawa riang. Tempat aku menaruh ayunan untuk tiduran, seperti yang ada di komik Donal Bebek, tempat aku memandang Surya yang perlahan tenggelam...

Ach...semoga saja...