mewadahi yang tak terwadahi
mengungkap yang belum terungkap
menyusuri lorong-lorong yang jarang dilewati

Friday, May 16, 2008

Life is about choices

Aku punya teman yang baru saja mengakhiri hubungan dengan kekasih hatinya. Seperti kebanyakan orang pada umumnya, ia pun patah hati. Hubungan yang baru berjalan tiga bulan purnama itu ternyata kandas begitu saja. Harapan yang mulai tumbuh perlahan itu harus pupus pada suatu malam di akhir pekan. Satu kata.
Tentu satu kata itu "hanya" pemantik karena, seperti umumnya hubungan yang baru berumur jagung, ada banyak hal yang masih perlu dinegosiasikan dan dibicarakan. Belum temanku mengurai hal-hal yang perlu dilihat kembali pada hubungan mereka, kekasih temanku sudah memilih dan memutuskan untuk tidak mau memupuk kasih lagi di antara mereka. Hancur? Ya.
Dan, mulailah fenomena orang yang patah hati tampak dari keseharian temanku itu. Pandangan yang menerawang, berandai-andai, menyalahkan, membenarkan diri sendiri, ingin selesai sekaligus ingin kembali.Begitu berulang-ulang selama dua pekan lebih. Ehmh.. kupikir banyak orang tentu juga mengalami hal yang sama. Seperti jatuh cinta, pengalaman patah hati menyentuh setiap sudut kehidupan orang yang mengalaminya. Mempengaruhi gairah kerja, pilihan-pilihannya, rencana-rencana hidup, gambaran ideal masa depan, dll. Patah hati memang bikin loyo.. sedangkan jatuh cinta bikin bego..Karena segalanya tampak indah, membutakan mata untuk melihat realita, energi yang menggelegak bergelora, mabuk...
Nah, pilih yang mana?

No comments: